Sekolah PP naik motor?

berangkat sekolah naik motor, tanpa helm & SIM

Melihat gambar di atas siapa yang patut disalahkan. Orang tua, guru atau pemerintah? Atas dasar apa kita menyalahkan mereka dengan telah terjadinya keadaan tersebut. Dari contoh gambar kasus di atas saya ambil ketika jam berangkat sekolah, mereka berkendara dengan minim safety gear. Namun begitu mereka berkendara tertib dengan kecepatan relatif sangat pelan, hanya sekitar 30~40km/jam saja.

Realita & fakta lapangan yang membuat keadaan tersebut adalah beberapa faktor berikut.

  1. Orang tua mampu membelikan motor untuk anaknya, karena percaya anaknya telah mampu mengendarai motor.
  2. Akses menuju sekolah tidak didukung sarana transportasi yang memadahi/sangat terbatas, sementara orang tua tidak ada waktu untuk mengantar jemput anaknya ketika pergi & pulang sekolah.
  3. Si anak minta ngebet pakai motor ke sekolah, dengan alasan “GAUL”.
  4. Tidak ada larangan memakai motor dari sekolah bagi para murid yang belum punya SIM. Kalau pun ada larangan para murid biasanya menitipkan motor di warung/rumah orang yang mereka kenal di seputaran dekat sekolah.
  5. Menghemat waktu & biaya, serta memudahkan mobilitas si anak ketika belajar kelompok & mencari data/bahan pendukung untuk mengerjakan tugas-tugas dari sekolah.
  6. Minimnya polisi yang bertugas di area tersebut, memberikan keleluasaan bagi para pengguna motor.
  7. Gengsi dengan teman sekolah & tetangga.

Leave a comment